Sebab Mikrofon Tersumbat Interupsi

Sebab Mikrofon Tersumbat Interupsi
: kawan-kawan di Jalan Botolempangan

Kami kabarkan dukamu lewat megafon. Sebab enam mikrofon di Senayan tersumbat interupsi. Sentilan guyon voting opsi-opsi, rupa-rupa lobi. Dukamu telah membatu. Terlempar di jalanan memecah kaca pos polisi. Traffic light. Dan mobil-mobil mereka.

Kami berbaris di jalan memeluk bendera hijau hitam. Membongkar barikade anti huru-hara. Menarikan amarah dengan ban bekas disulut api. Saat kalian berdialog dengan pidato, terlambat. Karena kami telah bergerak di jalanan. Saat kalian ulurkan tangan kepada kami, terlambat. Karena rumah kami koyak merah meradang,

Kami generasi yang tidak rela dikhianati. Menolak bungkam meski moncong senapan disodorkan. Kami generasi yang lahir dalam ketakutan. Menggeliat di bawah penindasan walau air mata diteteskan. Kami generasi yang tidak rela biasa-biasa saja. Menolak larut dalam kesadaran palsu.

Kami kabarkan dukamu lewat megafon. Kini ngadat, terbanting paksa di aspal.

7 Maret 2010

Febrie Hastiyanto, lahir di Way Kanan, 2 Maret 1984. Pernah menjadi Ketum LAPMI HMI Cabang Surakarta (2003-2004). Puisinya yang pertama kali dipublikasikan, Sajak Seorang Pejoang yang Dikhianati Senapannya menjadi finalis Lomba Cipta Puisi-Prosaik Krakatau Award 2009. Menulis di berbagai media.

http://masmpep.wordpress.com

HMI dan Polisi Sepakat Bermitra

BANJARSARI—Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Surakarta dan Polisi akan memosisikan sebagai mitra kerja. Keduanya sama-sama mengharapkan dapat bekerja sama demi mewujudkan kondisi Kota Surakarta yang dinamis dan menghindari perpecahan. Hal itu sebagai langkah mengantisipasi merembetnya perpecahan antara HMI dan Polisi sebagaimana terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Presidium Korps Alumni HMI (Kahmi), Hari Mulyadi mengatakan, sejak kelahirannya HMI tak bisa dipisahkan dari elemen bangsa ini yang mendukung kemajuan. Hal itu terbukti dengan keberadaan alumni-alumni HMI yang berada di barisan tokoh nasional serta di jajaran Kepolisian itu sendiri. Beberapa tokoh nasional yang ia sebutkan sebagai alumni HMI adalah Ketua DPR Marzuki Ali, Anas Urbaningrum dan Fuad Bawazier, “Bahkan Kapoltabes Surakarta sendiri adalah alumni HMI,” kata Hari.

Pertemuan itu sendiri dilaksanakan di Kantor Sekretariat HMI cabang Surakarta, Rabu (10/3). Hari menjelaskan kejadian perpecahan antara HMI dan Polisi yang diketahui secara nasional ini bermula dari kejadian kecil di Makassar. (nun)

http://www.harianjoglosemar.com/berita/hmi-dan-polisi-sepakat-bermitra-11314.html

Dua Prinsip Umum dalam Menganalisa Konflik HMI dan Polisi

Tidak ada asap jika tidak ada api. Begitulah pepatah yang pas untuk menggambarkan konflik yang terjadi antara mahasiswa dan oknum polisi di Makassar sana. Selama 1 minggu ini, hampir seluruh televisi dan surat kabar memberitakan konflik yang terjadi disana. Continue reading “Dua Prinsip Umum dalam Menganalisa Konflik HMI dan Polisi”

Kapoltabes Dihadiahi Bantal Cinta

Solo, CyberNews. Penyerangan sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makassar oleh oknum polisi, memantik simpati dari anggota HMI di berbagai daerah. Di Solo, aktivis HMI Surakarta mendatangi mapoltabes dan berunjuk rasa di halaman mapoltabes, Jumat (5/3) siang. Mereka mengutuk keras tindakan oknum polisi yang menyerang dan merusak sekretariat HMI Makassar hingga rusak berat.

Yang menarik, Kapoltabes Surakarta Kombes Pol Joko Irwanto yang memantau aksi itu dihadiahi bantal berbentuk hati dengan tulisan “I Love You” di penghujung aksi. “Ini bentuk, bahwa kami cinta dan menyayangi polisi,” kata Eka Nada Shofa Alkhajar, Ketua Umum HMI Surakarta, saat menyerahkan bantal itu kepada Kapoltabes. “Kita seperjuangan. Jangan sampai kita diadu domba dengan warga, dengan polisi,” tuturnya.

Usai menerima tanda cinta, Kapoltabes memeluk aktivis itu. Namun orang nomor satu di jajaran Poltabes itu tidak menyampaikan pernyataan dalam aksi yang mengecam tindakan oknum polisi di Makassar tersebut, meskipun sudah diminta oleh para aktivis.

Dalam aksi simpatik sebagai bentuk solidaritas terhadap aktivis HMI Makassar, massa bergantian menyampaikan orasi. Mereka menyatakan, unjuk rasa di halaman mapoltabes itu bukan untuk menyalahkan Polri secara institusi atas peristiwa di Makassar.

“Kami tidak menyalahkan polisi. Kami menyalahkan oknum yang melakukan tindakan perusakan. Kami tidak ingin peristiwa seperti itu terjadi di Solo. Kami menolak anarkisme. Kami menuntut pengusutan terhadap oknum tidak bertanggung jawab yang sudah merusak sekretariat HMI Makassar,” teriak salah satu aktivis dalam orasinya. Aktivis lain menyebutkan, mahasiswa dan polisi mestinya bersahabat. “Polisi adalah pengayom masyarakat. Mahasiswa mengemban amanah sebagai penyambung lidah rakyat,” tandasnya.

Dalam unjuk rasa itu, HMI Surakarta menyampaikan sejumlah poin pernyataan sikap terkait peristiwa Makassar. Disampaikan Eka Nada Shofa, poin pernyataannya adalah mengutuk segala bentuk aksi represif aparat terhadap gerakan mahasiswa dan mengecam insiden anarkisme dan premanisme yang terjadi di Makassar.

“Kami menuntut kepada Kapolri agar mengusut tuntas insiden Makassar dan menindak tegas oknum yang bertanggung jawab dalam insiden itu. Kami mengajak seluruh pihak untuk menghilangkan segala bentuk arogansi,” tegasnya.

( Irfan Salafudin / CN12 )

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/03/05/48578/Kapoltabes-Dihadiahi-Bantal-Cinta-

HMI Tegal Blokir Jalur Pantura

Tegal, Cybernews. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tegal memblokir jalur pantura, tepatnya di sebelah Mapolresta Tegal, Jumat (5/3). Akibatnya, arus lalu lintas tersendat sehingga tejhadi antrean cukup panjang baik dari arah timur (Semarang) maupun arah barat (Jakarta).

Tak hanya itu, mahasiswa juga sempat terlibat aksi dorong-dorongan dengan polisi di depan Mapolresta Tegal. Mereka memaksa masuk agar bisa ketemu langsung dengan Kapolresta Tegal AKBP Drs Ahmad Husni. Untuk membubarkan massa, polisi menurunkan puluhan personel dan satuan satwa.

Aksi tersebut dilakukan para anggota HMI Tegal sebagai wujud penolakan dan kecaman atas tindakan penyerangan aparat kepolisian terhadap kantor Sekretariatan HMI Cabang Makasar. Mereka menilai, tindakan aparat kepolisian tersebut merupakan sebuah bukti pembungkaman terhadap suara mahasiswa.

Sebelumnya, massa datang ke Mapolresta Tegal dengan berjalan kaki. Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk berisikan tentang penolakan segala bentuk premanisme yang dilakukan aparat kepolisian.

Sejumlah peserta silih berganti menyampaikan orasi dan kemudian berusaha masuk ke Mapolresta. Namun, upaya tersebut dicegah anggota polisi yang telah membuat pagar betis di pintu gerbang. Akibatnya, aksi dorong-dorongan pun tak dapat dihindarkan.  Untuk menghalau massa polisi menurunkan dua ekor anjing. Tindakan, tersebut justru semakin memancing emosi para peserta aksi. Mereka sempat lari tunggang langgan untuk menghindari gigitan anjing.

Waka Polresta Tegal Kompol Basuki SPd sempat turun langsung untuk menenangkan massa dan sempat meminta sejumlah perwakilan mahasiswa masuk untuk menyampaikan aspirasinya.

Namun, permintaan tersebut tak diindahkan dan para mahasiswa kemudian bergeser ke jalur pantura. Mereka memblokir jalan sehingga arus lalu lintas tersendat. Tak berselang lama puluhan personel polisi kemudian membubarkan dan meminta untuk
kembali ke Mapolres.

Ketua HMI Tegal, Didi Kusairi mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas atas tindakan penyerangan oleh aparat kepolisian terhadap sekretariat HMI Cabang Makasar.

Oleh karena itu, sebagai wujud dukungan pihaknya menolak segala bentuk premanisme yang dilakukan aparat kepolisian dan menuntut Polri untuk bisa menjadi mitra masyarakat, menunjukkan kedewasaan dalam menangani berbagai permasalahan serta
meminta maaf kepada anggota HMI Cabang Makasar.

“Polri harus mengusut tuntas pelaku perusakan dan penyerangan terhadap kesekretariatan HMI Cabang Makasar,” tegasnya. Dia juga mengaku kecewa dengan tindakan yang dilakukan anggota Polresta Tegal yang menggunakan anjing untuk mengusir mahasiswa. “Seharusnya aparat kepolisian bisa menjadi mitra masyarakat yang dapat mengayomi segala bentuk asprirasi dari masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan itu, HMI Tegal juga menyerahkan mawar hitam kepada Kapolres sebagai wujud keprihatinan terhadap aksi premanisme dan penyerangan kantor Kesekretariatan HMI Cabang Makasar.

Kapolresta Tegal AKBP Drs Ahmad Husni mengatakan, pihaknya tidak pernah menghalang-halangi dalam upaya penyampaian aspirasi. Asalkan, hal itu dilakukan secara tertib dan teratur. Sebab, polisi merupakan mitra masyarakat. Menurut dia, selaku calon-calon pemimpin bangsa para mahasiswa seharusnya bisa menjaga situasi tetap kondusif. Ia selaku pimpinan meminta maaf kalau ada kesalahan yang telah dilakukan.

Setelah mendapatkan penjelasan dari Kapolresta Tegal, massa kemudian membubarkan. Untuk menjaga ketertiban para peserta aksi kemudian diantar dengan menggunakan truk Dalmas.

( Wawan Hudiyanto / CN12 )

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/03/05/48582/HMI-Tegal-Blokir-Jalur-Pantura

Benarkah Mayoritas itu Pasti Benar?

Baru-baru ini aku berdialog di facebook dengan salah seorang teman. Dialog itu berawal saat seorang teman bertanya tentang sunni syiah. “Bukankah sunni dan syiah itu berbeda aqidah?” tanyanya.

Diskusi pun berjalan tidak seperti yang saya inginkan. Karena aku berharap dalam diskusi itu, masing-masing pihak mengajukan argumen dengan Al-Qur’an dan hadits, tetapi faktanya, lawan diskusiku tidak satupun mengutip ayat Al-Qur’an dan hadits sebagai landasan argumennya. Ia hanya berbicara soal kesesatan syiah, bahwa saya harus belajar dari ulama sunni, yang semuanya saya pikir lebih mengarah pada argumen ngawur. Continue reading “Benarkah Mayoritas itu Pasti Benar?”

Demo Mahasiswa HMI dan Polisi Adu Jotos Lagi

JOGLOSEMAR – Konflik antara aktivis organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan aparat kepolisian meluas. Bentrokan antara aktivis HMI dan polisi, Jumat (5/3) malam terjadi di Jakarta. Sehari sebelumnya, Kamis (4/3) massa HMI dan polisi juga terlibat bentrok di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sementara di Solo, aktivis HMI mendatangi Poltabes Surakarta untuk menyatakan protes penyerangan sekretariat HMI di Makassar oleh oknum polisi. Aksi HMI mengecam kekerasan di Makassar juga digelar di gerbang kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat siang.

Bentrokan HMI dan polisi di Jakarta pecah Jumat malam sekitar pukul 20.30 WIB. Singgungan fisik antara HMI dan polisi terjadi sebagai lanjutan dari aksi sekitar 50 aktivis HMI yang menggelar aksi di depan KFC, Jl Cikini Raya.

Beberapa di antara mereka ada yang sengaja memblokade jalan Cikini. Sebelum bentrokan terjadi, dari arah massa HMI terlontar kecaman yang ditujukan kepada polisi. Massa HMI lalu mendorong barisan polisi agar mundur dan seketika itu kedua kelompok bertukar pukulan alias adu jotos. Tidak lama kemudian massa HMI menghentikan aksi dorong itu. ”Kami akan mundur kalau polisi juga mundur!” seru salah seorang di antara mereka.

Menanggapi itu barisan polisi pun mundur. Tetapi barikade tameng tidak dibongkar. Beberapa saat kemudian terlihat personel polisi tambahan tiba di lokasi. Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, aparat kepolisian mundur sekitar 50 meter dari barikade tameng.

Mantan Ketua HMI Akbar Tandjung sempat turun tangan menenangkan massa mahasiswa. Bekas Ketua DPR itu meminta agar massa tidak lagi melakukan aksinya di jalanan. ”Saya bilang kepada mereka (HMI), aksinya di depan kantornya saja, jangan di luar arena, kalau di luar mudah terprovokasi,” ujar Akbar.

Dari Makassar, mahasiswa kembali terlibat bentrokan dengan polisi yang dibantu warga. Sebuah mobil patroli polisi yang diparkir di dekat kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) dirusak massa mahasiswa.
Mengenai tindakan ini, Kapolda Sulsel Irjen Adang Rohyana berjanji akan menindak mahasiswa yang melakukan perusakan mobil polisi.

Dari Solo, sekitar 50 aktivis HMI mendatangi Poltabes Surakarta. Setelah berada di depan lobi Poltabes Surakarta, dua orang perwakilan dari HMI ditemui oleh anggota kepolisian di ruang pertemuan. Sementara sebagian yang lain melakukan orasi di depan lobi, mereka secara bergantian. Orasi yang disuarakan oleh anggota HMI tersebut pada intinya mengutuk keras aksi anarkis oknum polisi yang telah melakukan perusakan kantor sekretariat HMI Makassar.

Menurut Ketua Umum HMI Cabang Surakarta, Eka Nada Shofa dalam rilisnya mengatakan kasus Makassar telah meninggalkan catatan kelam bagi aparat keamanan. ”Kami menuntut kepada Kapolri agar mengusut tuntas insiden Makassar dan menindak tegas oknum-oknum yang bertanggung jawab.”

Unjuk rasa mengutuk kasus Makassar juga digelar di UMS. BEM Fakultas Hukum UMS bersama HMI cabang menggelar demo dengan melakukan aksi teatrikal jalan mundur. ”Aksi ini menunjukkan mundurnya pemerintahan Indonesia sejak dipimpin oleh SBY,” ungkap Koordinator Lapangan Ardiansyah Asmara Dina. (dtc/apl/ina)

http://harianjoglosemar.com/berita/demo-mahasiswa-hmi-dan-polisi-adu-jotos-lagi-10920.html