Aksi Siram Bensin Jumadi, Kacaukan Demo Tolak Pj Bupati

Jember – Jumadi, si tukang demo bayaran yang dikenal warga Jember sebagai anggota LSM LPKPP ini mengacaukan jalannya aksi unjuk rasa pro MZA Djalal yang menolak Pj Bupati, dan menagih janji Komisi A untuk mempertemukan dengan pimpinan DPRD, Senin (17/1/2011).
Jumadi, warga Gebang ini masuk di dalam kerumunan massa dan mengaku sebagai rakyat Jember dan meminta agar pimpinan DPRD menemuinya. Begitu diterima Bambang Hariono, di Komisi A dia meminta janji Evi Lestari, dan Abd Halim yang berjanji mempertemukan massa pendemo pekan kemarin untuk bertemu dengan pimpinan DPRD.
Karena pimpinan DPRD dinilai sebagai biang kerok dari penyebab munculnya Pj Bupati Jember Zarkasih, berdasarkan keputusan kesepakatan di depan Gubernur tanggal 4 Desember 2010 kemarin.
“Kalau anda tidak segera mempertemukan kami, saya akan bakar diri. Saya rakyat Jember bisa saudara lihat bagaimana keseriusan saya melihat kondisi Jember saat ini,” teriak Jumadi.
“Byurr !. Sedetik setelah menantang keseriusan sebagai rakyat Jember dia mengguyurkan bensin yang dia ambil di balik laci meja DPRD. Tak jelas siapa yang menyiapkan. Karena menurut keterangan Kabag Ops Polres Jember Kompol Budiharto, dan Kasat Intel Kam Polres AKP Harwiyono, semua perwakilan pendemo tidak ada yang membawa benda berbahaya tak terkecuali bensin.
“Kita sudah geledah, dan tidak mungkin dia bawa itu dari bajunya. Wong dia ambil dari laci meja Komisi A itu,” ujar petugas.
Polisi dalam pengamanan itu, kata Budiarto, sangat ketat. Seluruh pasukan di jajaran Mapolres Jember dikerahkan untuk pengamanan. Sebab, mengantisipasi aksi unjuk rasa kemarin massa terlihat emosi dan sempat memecahkan meja komisi A, dan melempar asbak. Pelaku pelempar asbak adalah Mahfud Tukino, Kades Sumberbaru, yang merupakan pendukung berat Bupati non aktif MZA Djalal, yang mendesak pencabutan penonaktifan itu.
Begitu, Jumadi, mengguyur bensin ke muka dan tubuhnya, secepat kilat polisi yang berjaga di dekatnya menendangnya. Dan sekali tendang kursi yang dia tempati meluncur menuju pintu. Pintu Komisi A segera dibuka, dan Jumadi, terhempas hingga pipinya mengenai daun pintu.
“Brak…! Jumadi mengerang. “Aduh .. panas ..panas..”!. Diduga bensin masuk ke telinga dan mulutnya. Ditambah tulang pipinya terkena gencet daun pintu komisi A. Suasana gaduh tak terelakkan.
Dua kejadian insiden di ruang Komisi A terjadi. Kali ini, aksi pendukung MZA Djalal yang meminta ditemui pimpinan DPRD yang menuntut pimpinan mencabut surat kesepakatan dengan pertimbangan yang baru ke Gubernur untuk penetapan Pj Bupati Jember itu terpaksa menemui jalan buntu. Aksi dramatikal Jumadi itu, mengundang perhatian semua petugas dan wartawan.
Jumadi, yang kelojotan akhirnya ditolong dan diusung ke RSUD dr Soebandi untuk dirawat. Sebentar kemudian, hearing yang singkat ditemui Jufriadi, Yudi Hartono, dan Bambang Hariono itu disudahi, karena pimpinan tidak bisa menjanjikan bertemu. Alasannya, ada acara partai di Surabaya. Sementara perwakilan Asosiasi Kades (AKAD) Sugeng, dalam negosiasi dengan Sekretariat DPRD akhirnya diberi janji jaminan dipertemukan dengan pimpinan oleh anggota Badan Kehormatan (BK) Ayub Junaedi.
“Persoalan sudah diserahkan ke BK. Dan BK akan memfasilitasi,” ujar Jufriyadi.
Sementara itu, massa pengunjuk rasa akhirnya pulang dengan tangan hampa. Mereka tidak berhasil menemui pimpinan. Mereka tetap kepada tuntutannya. Pimpinan DPRD adalah biang dari keonaran politik di Jember. Mereka meminta surat kesepakatan di depan Gubernur itu diganti dengan mekanisme yang benar dengan rapat keputusan DPRD untuk pertimbangan ke Gubernur sebagai bahan menentukan Pj Bupati.
Kata pengunjuk rasa, penetapan Pj Bupati Jember Zarkasih adalah ilegal. Karena tidak melalui prosedur sesuai UU No 32 Tahun 2004, dan PP No 6 Tahun 2005, tentang penentuan Pj Bupati harus dengan pertimbangan DPRD. Sementara pertimbangan DPRD itu tidak benar. ki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *