HMI Komisariat: Ujung Tombak Gerakan, Sumber Inspirasi dan Gairah Perjuangan

Himpunan Mahasiswa Islam telah hidup di bumi Indonesia selama bertahun-tahun. HMI sebagai sebuah institusi memiliki tujuan yang sangat mulia. Secara sederhana HMI memiliki ruang lingkup perjuangan yang meliputi 3 hal: Pemikiran, Keislaman dan Pergerakan Sosial.

…terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam yang bertanggungjawab atas terwujudnya masyrakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT…

Namun setiap organisasi mahasiswa memiliki tujuan mulia yang tercantum dalam AD dan ART nya. Semua itu bukanlah ukuran. Karena terkadang usia bergerak bersamaan dengan menurunnya ghiroh perjuangan. Di negara ini, Indonesia tercinta, partai yang berusia tua adalah partai yang paling pragmatis, partai yang dari pemilu-ke pemilu dipenuhi oleh tokoh-tokoh yang kian waktu mulai kehilangan idealismenya.

Begitu pula organisasi mahasiswa. Sejarah membuktikan setiap organisasi mahasiswa yang belum memiliki alumni yang ikut berkecimpung dalam ranah kekuasaan adalah organisasi mahasiswa yang tidak pernah kehabisan bara perjuangan. namun kemana bara itu lenyap? Kemana panas didada melihat ketidakadilan itu pergi? Apakah karena mereka semua sudah mulai mencium wanginya duit?

Materi, kekuasaan, dan iming-iming lainnya adalah rintangan yang selalu saja ada disetiap jalan para pejuang. Tak juga ketinggalan HMI. Kemanakah Cak Nur-Cak Nur Muda? Ahmad Wahib-Ahmad Wahib baru? Kemanakah para pemikir, mahasiswa-mahasiswa yang dalam usia mudanya bergairah membara untuk berkecimpng di kawah candradimukanya perkaderan? Kemana para pejuang intelektual yang setiap kepergiannya ke ruang belajar (kampus) diniatkan untuk melakukan penyebaran idealisme?

Apakah mereka hilang?

pergerakan pemikiran Islam HMITidak juga. Usia tua datang menggantikan keberanian dan kenekadan khas mahasiswa dalam mengekspresikan pemikiran, perlawanan dan kreatifitas. Kaum tercerahkan memang selalu berasal dari para minoritas kreatif. mereka selalu saja dimulai dari sedikit, dari focus-focus group discussion, dari lingkaran kajian mahasiswa yang kecil, yang perlahan tapi pasti menumbuhkan benih-benih kesadaran dan semangat perlawanan.

Mengapa mahasiswa harus melawan?

Karena untuk itulah mereka ada. Terkadang banyak pihak mempertanyakan daya kritis mahasiswa dan mengatakan ‘Mengapa kalian hanya bisa mengkritik? Mengapa tidak memberi solusi?’ Ketahuilah teman, bahwa pernyataan itu adalah pernyataan kosong. Jangan pernah mundur karena kalian tidak pernah memberi solusi. Karena kita mahasiswa bukan pejabat. Janganlah dulu berfikir mengenai solusi. Kita sudah terlalu sering melihat terlalu banyak para senior dan alumni HMI (dan organisasi mahasiswa lainnya) yang dengan dalih ingin menyampaikan solusi namun kemudian menjadi bagian dari penindasan.

Cukuplah kita memiliki daya kritis, sampai disitu saja kondisi kampus hari ni sudah sangat menyulitkan. Sampai mengkritik saja kita sekarang sudah susah. Jangan pikir solusi. Karena kita tidak dibayar untuk itu, dan tidak berkewajuban untuk itu. Sikap kritis yang dilakukan mahasiswa sudah merupakan solusi. Jangan pernah kehilangan daya kritis karena todongan pertanyaan tentang ‘Apa Solusi anda sebagai mahasiswa?’. Sungguh pertanyaan yang mematikan daya kritis. Gerakan HMI harus dibangun dari kaya fikir kritis.

Bukan karena mahasiswa tidak pintar. Namun jika itu harus kita jawab, maka layaklah kita duduk di bangku DPR atau pemerintahan. Dan silahkan para anggota dewan, presidan dan pembantu-pembantunya kembali duduk di bangku mahasiswa, kembali kuliah, kembali belajar.

HMI Komisariat di Seluruh Indonesia Bersatulah!

Mengapa HMI komisariat? Karena komisariat tidak terkontaminasi dengan hasrat kekuasaan. Jika iya, maka senior-senior di Cabanglah yang telah mengajarkan hal itu. Dan itupun hanyalah kompetisi fair yang meramaikan event tahunan. Namun HMI di jenjang lainnya (terutama Pengurus Besar) adalah bagian dari tubuh HMI yang borok. Yang tiap tahun layak untuk menjadi bahan amputasi.

HMI Komisariatlah yang berjuang, memberikan perhatian terhadap perkaderan. Dan secara pahit harus kita akui bahwa sekian banyak kader HMI tidak mendapatkan perhatian dari PB HMI. Itulah yang membuat PB HMI tidak lagi dijadikan rujukan oleh kader-kader HMI.

HMI Komisariatlah yang berkeringat memberikan perhatian terdalamnya pada perkaderan. PB HMI sungguh tak bisa dibanggakan begitu juga Badko HMI (Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam).

HMI Komisariatlah Inspirasi, dimana setiap kesulitan menemukan solusi kreatif untuk memecahkannya. Dimana setiap musuh dilawan, dimana setiap kemalasan harus dihancurkan. Kebodohan harus ditendang jauh-jauh.

Mari kawan-kawan kader HMI di Seluruh Indonesia. Walaupun kita miskin contoh, miskin teladan, miskin kepemimpinan. Namun kita tahu, golora gairah perjuangan di HMI Komisariat kita masing-masing adalah gelora perjuangan yang tidak akan pernah padam. Kita membuat teladan, kita memimpin diri kita sendiri. Agar cerah negeri ini, cahaya Islam yang sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan harus kita pancarkan.

HMI Komisariat di Seluruh Indonesia Bersatulah!

Lawan Penindasan! Kibarkan Panji Keadilan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *