ILHAM dan WAHYU Dalam Terjemahan

Berawal dari diskusi di blog tetangga tentang ilham dan wahyu, saya jadi kepikiran untuk menulis mengenai hal itu. Tetapi tulisan ini difokuskan pada permasalahan, apakah selain Nabi dapat memperoleh wahyu, atau hanya dapat memperoleh ilham saja?

Dalam surat Asy-Syura ayat 52, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ

Artinya: “Dan demikanlah Kami wahyukan…”

Kata “auhaina” disana diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi WAHYU.

Namun, ada perbedaan dengan surat Al-Maidah ayat 111. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّين

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut ‘Isa yang setia:…”

Dalam ayat diatas, Allah menggunakan kata ”auhaitu yang seharusnya berarti sama dengan kata “auhaina” yang ada pada surat Asy-Syura ayat 52, yaitu WAHYU. Baik auhaitu maupuan auhaina, sama-sama berasal dari kata Wa-Ha-Ya. Tetapi anehnya, penerjemah ketika menerjemahkan kata “auhaitu” dalam surat Al-Maidah ayat 111 ke dalam bahasa Indonesia, ia terjemahkan menjadi ILHAM-kan. Kebetulan terjemahan yang saya gunakan adalah terjemahan DEPAG RI.

Keanehan ini bertambah parah ketika kita membaca surat Asy-Syams ayat 8. Allah berfirman:

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

Artinya: “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”

Pada ayat diatas, Allah menggunakan kata “alhamaha” untuk menunjukkan MENGILHAMKAN.

Jadi sebetulnya, ILHAM dalam bahasa arab itu “alhamaha” ataukah “auhaitu”?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *