Pemateri Tembak

Pemateri tembak! itu biasa saya menyebut untuk beberapa pemateri yang secara mendadak saya minta untuk menjadi pemateri dalam training HMI, atau minimal kajian rutin di kampus-kampus.

Dalam hal ini saya harus mengakui bahwa pemateri tembak ini punya dua sisi. Pertama, ini membuktikan bahwa manajemen organisasi kurang baik. Kedua, ini menandakan bahwa percepatan pemateri harus dimulai.

Mengapa percepatan?

Karena ada kebiasaan untuk menjadikan pemateri training ideologis di HMI diisi oleh alumni dan kader-kader senior. Apa ini tidak baik? ya tidak juga sih, minimal secara sekilas mata ini kelihatan sah-sah saja.

Pemateri tembak training HMI

Saya melihat beberapa cabang mengundang alumni, senior atau bahkan Pak Kiai dari pesantren tertentu. Masalahnya mereka terkadang sama sekali tidak memiliki pemahaman mengenai pandangan dunia Islam HMI. Ini mengherankan.

Sama mengherankannya bagi saya ketika tidak ada kader yang mau menjadi pemateri NDP. Pusying atau belum siap katanya. Anehnya mereka akan siap-siap saja ketika diminta mengisi materi gerakan mahasiswa, retorika aksi dan lainnya. Seakan ada yang terpisah dari core ideologi dengan materi-materi praktis di HMI.

Kembali kepada masalah tembak-tembakan. Saya sangat sering membawa seorang kader untuk datang bersama menghadiri undangan mengisi materi. Sudah itu, saya tinggal saja dia, saya umumkan kepada forum bahwa dia adalah pemateri.

Berhubung sudah saya ajak duduk dimeja (awalnya mau tak ajak jadi moderator) si pemateri tembak pun kadung duduk, dan materipun berjalan. Mengagumkan, tidak banyak masalah biasanya. Kalau ngisi materi agak berurat sedikit sih bukan masalah besar, namanya juga anak muda.

Bagi saya ini baik. Bukan karena saya tidak mengatur jadwal, namun hambatan terbesar menjadi pemateri dalam sebuah kajian ataupun training biasanya adalah hambatan jam terbang. Kaau sudah keluar sepatah-dua patah kata biasanya lancar.

Jadi meminta kader yang dirasa sudah siap ntuk menjadi pemateri training itu sah dan baik-baik saja, ketimbang menunggu dia menyatakan siap. Atau lagi-lagi mengundang orang yang sudah ribuan kali mengisi materi ideologi dalam forum yang sama.

Anak Muda

Saya seringkali heran dengan banyak orang yang menghargai mendiang Cak Nur yang telah merumuskan materi ideologi HMI. Sering dibela mati-matian, namun semangatnya tidak sampai. Saya menghormati beliau sebagai kader HMI dengan penghargaan yang sangat tinggi. Lebih dari itu, saya menghargai beliau sebagai anak muda, yang pada usianya menyatakan pemikirannya dalam forum-forum kajian intelektual di HMI. Dan bukan mengatakan, senior ini jauh lebih ahli, sebior ini jauh lebih paham…

Kemudaan dan gairah intelektual yang terkadang hanya tinggal kenangan saja.

Pemateri Tembak yang Ketagihan

Jauh dari yang dibayangkan banyak orang dari kurangnya jam terbang seorang kader mengisi materi, kabanyakan dari mereka yang ditembak mengisi materi malah ketagihan.

Ini akan sama kasusnya dengan mereka yang kata-katanya tercekat ketika diberi kesempatan untuk emlakukan orasi saat berdemontrasi. 1 menit grogi, dua menit kemudian tercekat, dua menit kemudian mulai lancar… lalu waktu habis. Dan iapun berfikir… ‘mengapa tadi saya tidak menyampaikan hal ini dan itu ya….’ dan diapun siap untuk orasi selanjutnya. 😀

3 thoughts on “Pemateri Tembak”

  1. Sering Mas…
    Banyak adik2 yang saya tembak2in…
    Saya minta bonceng motor.. Sudah itu saya tembak jadi pemateri.
    Saya nongkrong dikantin sama panitia 😀 Wkwkwk…

  2. Jadi mikir seribu kali ngundang ente jadi pemateri NDP. Jangan2 ujung2nya gw yang jadi pemateri terus ente nanti asyik ngobrol dengan panitia cewek. waduh..waduh…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *