Mainkan Politik yang Arif

Wapres Jusuf Kalla Menyambut Akbar Tanjung ketika Buka Puasa Bersama di Kantor Wapres (1/9)
Wapres Jusuf Kalla Menyambut Akbar Tanjung ketika Buka Puasa Bersama di Kantor Wapres (1/9)

Membaca berita Media Indonesia hari ini, Kamis (3/9), kembali publik dipertontonkan betapa politikus kita kurang menjunjung tinggi moral maupun etika berpolitik. Apalagi politikus tersebut ditengarai merupakan anggota dari KAHMI.

Decak keheranan mulai terasa sejak ada pemberitaan di sejumlah media massa tanah air sesaat setelah pengumuman pemenang pemilihan presiden-wakil presiden beberapa waktu lalu. Ketika itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga menjadi salah satu kandidat Presiden 2009-2014 dalam melaksanakan tugas kenegaraan seolah mulai dijauhi oleh para menteri.

Kondisi tersebut sepertinya berulang kembali. Malah, ketika rapat-rapat pemerintahan di Kantor Wakil Presiden, ada saja menteri yang berhalangan hadir. Penulis tidak ingin menyebut siapa menteri maupun acaranya agar tidak menimbulkan perdebatan. Apalagi bila tidak cross check terhadap yang bersangkutan.

Ketika acara buka puasa bersama KAHMI (Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) di kantor Wakil Presiden (1/9), para menteri yang menjadi anggota KAHMI atau dahulu aktif di HMI, terlihat hanya dua orang saja yang hadir, Fahmi Idris dan M.S. Kaban.

Seperti diungkap Fahmi Idris pada wartawan Media Indonesia, ia merasa heran mengapa menteri lain yang berasal dari KAHMI tidak hadir. Setahu Fahmi, Andi Mattalatta dan Sofyan Djalil juga berasal dari HMI, tapi ketika itu tidak hadir meski telah diundang.

Meski dalam tulisan yang diturunkan Media Indonesia itu Andi dan Sofyan sama-sama beralibi karena ada kesibukan masing-masing, tapi secara etika politik kejadian itu tentu bisa dihindari. Apalagi mereka sempat dibesarkan oleh HMI ataupun KAHMI.

Suasana itu tentu semakin memperlihatkan betapa ambisi politik dari masing-masing pihak selama ini. Wajar saja bila ada yang berpendapat bahwa ada beberapa pihak (baca:anggota kabinet) yang opportunis. Ketika angin ada di JK, ramai-ramai mendekat ke Ketua Partai Golkar ini. Tapi, setelah arah angin berubah, mereka pun ikut berpaling.

Penulis berharap agar pasangan presiden-wakil presiden terpilih benar-benar memakai mata hati dalam memilih para pembantunya di kabinet. Jangan sampai kaum opportunis dipilih. Jangan pula menteri yang hanya beberapa hari dalam sebulan nongol di kantor dipilih kembali.

Pak Esbeye, semoga kelah bapak juga tidak ditinggalkan ketika orang-orang terdekat anda saat ini lima tahun mendatang sudah tidak mau berada di samping Bapak. Bila tidak ada perubahan UUD 1945 dan UU Pemilihan Presiden, tentu presiden kita kali ini tidak bisa dipilih lagi untuk ketiga kalinya. Dengan demikian, orang-orang dekatnya pun ‘bisa” saja sudah mengambil kuda-kuda dan skenario untuk mempersiapkan diri lima tahun mendatang.

Ayo Raih Lailatul Qadar

lailatulqadarSejenak kita termengung dan menghindarkan diri dari percaturan perpolitikan tanah air. Apalagi setelah musibah gempa bumi melanda sebagian Jawa Barat di mana getar gempanya bisa dirasakan di Jakarta maupun sebagian wilayah di Jawa Tengah.

Tiap Ramadhan tentu setiap Muslim mengharapkan dirinya memperoleh ‘hadiah’besar dari Allah SWT pada malam Lailatul Qadar. Malam penuh kemuliaan yang didamba seluruh umat Islam ini senantiasa terus dicari oleh umat Islam.

Sejenak, kita menyimak pendapat dari Ustadz Sigit Pranowo, Lc. Dinamakan lailatul qodr karena pada malam itu malaikat diperintahkan oleh Allah SWT untuk menuliskan ketetapan tentang kebaikan, rezeki dan keberkahan di tahun ini, sebagaimana firman Allah SWT :

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿٣﴾
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ﴿٤﴾
أَمْرًا مِّنْ عِندِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ ﴿٥﴾

yang artinya : ”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya kami adalah yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Ad Dukhan : 3 – 5)

Al Qurthubi mengatakan bahwa pada malam itu pula para malaikat turun dari setiap langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan datang. Lailatul Qodr adalah malam kesejahteraan dan kebaikan seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar, sebagaimana firman-Nya

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

yang artinya : ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 4 – 5)

Diantara hadits-hadits yang menceritakan tentang tanda-tanda lailatul qodr adalah :

1. Sabda Rasulullah saw,”Lailatul qodr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani.

2. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qodr lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban)

3. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)

4. Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)

Terkait dengan berbagai tanda-tanda Lailatul Qodr yang disebutkan beberapa hadits, Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan,”Semua tanda tersebut tidak dapat memberikan keyakinan tentangnya dan tidak dapat memberikan keyakinan yakni bila tanda-tanda itu tidak ada berarti Lailatul Qodr tidak terjadi malam itu, karena lailatul qodr terjadi di negeri-negeri yang iklim, musim, dan cuacanya berbeda-beda. Bisa jadi ada diantara negeri-negeri muslim dengan keadaan yang tak pernah putus-putusnya turun hujan, padahal penduduk di daerah lain justru melaksanakan shalat istisqo’. Negeri-negeri itu berbeda dalam hal panas dan dingin, muncul dan tenggelamnya matahari, juga kuat dan lemahnya sinarnya. Karena itu sangat tidak mungkin bila tanda-tanda itu sama di seluruh belahan bumi ini. (Fiqih Puasa hal 177 – 178)

Perbedaan Waktu Antar Negara

Lailatul qodr merupakan rahasia Allah swt. Untuk itu dianjurkan agar setiap muslim mencarinya di sepuluh malam terakhir, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Carilah dia (lailatul qodr) pada sepuluh malam terakhir di malam-malam ganjil.” (HR. Bukhori Muslim).

Dari Abu Said bahwa Nabi saw menemui mereka pada pagi kedua puluh, lalu beliau berkhotbah. Dalam khutbahnya beliau saw bersabda,”Sungguh aku diperlihatkan Lailatul qodr, kemudian aku dilupakan—atau lupa—maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam ganjil.” (Muttafaq Alaihi)

Pencarian lebih ditekankan pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dari Ibnu Umar bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah saw bermimpi tentang Lailatul Qodr di tujuh malam terakhir. Menanggapi mimpi itu, Rasulullah saw bersabda,”Aku melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir. Karena itu barangsiapa hendak mencarinya maka hendaklah ia mencari pada tujuh malam terakhir.”

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Carilah ia di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tdak mampu maka janganlah ia dikalahkan di tujuh malam terakhir.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ath Thayalisi)

Malam-malam ganjil yang dimaksud dalam hadits diatas adalah malam ke- 21, 23, 25, 27 dan 29. Bila masuknya Ramadhan berbeda-beda dari berbagai negara—sebagaimana sering kita saksikan—maka malam-malam ganjil di beberapa negara menjadi melam-malam genap di sebagian negara lainnya sehingga untuk lebih berhati-hati maka carilah Lailatul Qodr di setiap malam pada sepuluh malam terakhir. Begitu pula dengan daerah-daerah yang hanya berbeda jamnya saja maka ia pun tidak akan terlewatkan dari lailatul qodr karena lailatul qodr ini bersifat umum mengenai semua negeri dan terjadi sepanjang malam hingga terbit fajar di setiap negeri-negeri itu.

Karena tidak ada yang mengetahui kapan jatuhnya lailatul qodr itu kecuali Allah swt maka cara yang terbaik untuk menggapainya adalah beritikaf di sepuluh malam terakhir sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya.

Ciri-ciri Orang Yang Mendapatkan Lailatul Qodr

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dai Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa melakukan qiyam lailatul qodr dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”

Juga doa yang diajarkan Rasulullah saw saat menjumpai lailatul qodr adalah ”Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku.” (HR. Ibnu Majah)

Dari kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap yang menginginkan lailatul qodr agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti : shalat malam, tilawah Al Qur’an, dzikir, doa dan amal-amal shaleh lainnya. Dan orang yang menghidupkan malam itu dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah swt.

sumber: www.pewartaonline.co.cc

Muslimah Palestina Ungkapkan Penyiksaan Yang Diterimanya Dalam Penjara Israel

Seorang muslimah Palestina yang ditahan oleh Zionis Israel menceritakan bagaimana dirinya harus menghadapi introgasi, intimidasi, dan penyiksaan selama 14 hari berturut-turut oleh tentara dan introgator Yahudi (la’natullah ‘alayh).

Najwa Awni Abdul-Ghani mengatakan pada pengacara Palestinian Prisoner Society (PPS) bahwa pada 21 Juli 2009, tentara Israel menggeledah rumahnya selama tiga jam. Mereka merusak semua barang miliknya, menteror keluarga, dan menculiknya beserta saudara laki-lakinya, Salah.

Selama operasi penggeledahan, tentara Zionis itu memaksa keluarga, termasuk anak dan kakek neneknya, keluar dari rumah mereka di kota Saida, dekat kota utara Tepi Barat, Tulkarem.

Kemudian, tentara Israel dengan bengis membawa ia dan adiknya dengan dua kendaraan yang berbeda. Berdasarkan keterangan Najwa Awni, ia tidak mengetahui lagi bagaimana nasib adiknya.

Najwa menceritakan bahwa ia dibawa ke penjara Sharon dan kemudian dipindahkan ke pusat introgasi al-Jalama, tempat ia diberi rentetan pertanyaan yang sentimen, diintimidasi, dan disiksa selama 14 hari.

Ia mengatakan pada pengacara PPS bahwa ia kurang istirahat dan tidak pernah diberi makanan yang baik.

“Kondisi kehidupan di dalam penjara itu sangat mengerikan, selnya kotor, bau, dan tidak ada ventilasi serta alas tidur,” ungkap Najwa.

Setelah 14 hari, ia diangkut dengan tangan dan tangan besi terikat dengan besi, dengan sebuah kendaraan militer dan dipindahkan ke penjara al-Damoun, tambahnya.

Najwa Awni Abdul-Ghani adalah salah satu dari sekian banyak muslimah Palestina yang harus menghadapi kekejian bangsa Yahudi, semoga Allah melaknat mereka. Masih banyak muslimah-muslimah lain yang terpenjara dan mengalami hal serupa, atau bahkan ada dalam kondisi yang lebih parah dari apa yang dialami oleh Najwa. (althaf/prtv/arrahmah.com)muslimah palestina

Paradigma Ospek Harus Diubah

Mencermati tulisan di kompas.com di laman edukasi, ada informasi menggelitik soal ospek yang terjadi di beberapa kampus.

Setelah kematian seorang mahasiswa/taruna baru Akademi Keselamatan Penerbangan Indonesia di Medan beberapa waktu lalu, topik ospek kian hangat untuk dibicarakan. Ospek dinilai semakin terpuruk dan semakin tersudut, seolah kegiatan ini hanyalah sebagai ajang balas dendam semata.

Terlepas dari pro-kontra, ospek yang sejatinya merupakan wahana pengenalan lingkungan kampus, kian jauh dari esensinya. Ospek cenderung dikuasai oleh kegiatan-kegiatan fisik dan bukan lagi intelektual.

Meski ada kegiatan mengasah keintelektualan, tapi yang menonjol justeru fisiknya. Apalagi semakin bertambah ‘seram’ ketika beberapa mahasiswa baru yang fisiknya tidak prima akhirnya menderita sakit.

Oleh sebab itu, perlu dipikirkan kembali soal format ospek ke depan. Menurut hemat penulis, ospek seharusnya diisi dengan berbagai kegiatan keintelektualan seperti diskusi kelompok, pengenalan jurnalistik, pengenalan karya ilmiah, dan lain sebagainya.

Bila hal itu yang terjadi, tentu ospek bukan lagi sebagai ajang balas dendam secara fisik, akan tetapi ajang untuk mengasah kepandaian intelektual.

Kritik Atas Waktu Memulai Puasa dan Waktu Berbuka Puasa

Udah lama pingin banget nulis hal ini. Tetapi baru sekarang aku memberanikan diri. Karena apa yang hendak aku tuliskan, sebetulnya dapat saja dengan mudahnya diragukan kebenarannya oleh para penganut paham Argumentum ad Hominem.

Pasalnya, aku seorang mahasiswa fakultas hukum yang buta akan tafsir agama, memberanikan diri menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits.

Kepada para ahli agama, mohon maaf jika apa yang aku sampaikan ternyata berbeda dengan pendapat Anda.

Ini seputar waktu berbuka puasa dan waktu memulai puasa. Continue reading “Kritik Atas Waktu Memulai Puasa dan Waktu Berbuka Puasa”

IJASAH ASIN

IJASAH ASIN  (ASLI DAN INSTAN)

Oleh: Mulyanto

Sebuah kabaret pendidikan yang tidak pernah usai kembali manggung di pentas Perguruan Tinggi di Surabaya. Tema yang diambil bisa dikatakan tidak berubah, bahkan judulnya pun masih berulang dan  dikatakan sudah basi ‘jual beli ijasah sarjana’. Dengan mudah dan murahnya ijasah tersebut diperjual belikan dengan harga 8-12 juta. Tanpa proses yang nyelimet, dijamin ijasah sudah diperoleh dengan waktu yang singkat.

Transaksi ini kalau dilihat dari hukum jual beli ,boleh disebut, bersifat sah dan legal, yang bertanda tangan di ijasah dan transkip adalah pejabat dari PT yang bersangkutan dan yang lebih membuat terperangah, sang produsen penjual ijasah merupakan insitusi pendidikan resmi yang terdaftar di Kopertis wilayah VII.  Sehinga ijasah tesebut bisa (dikatakan) asli walaupun dibuat secara instan tanpa ada proses transfer ilmu secara periodek sesuai aturan perkuliahan di PT untuk menggapai gelar sarjana

Memori kita mungkin masih belum bisa melupakan peristiwa heboh sekitar tahun 1999. Pada saat itu, Indonesia dipenuhi dengan program-program pendidikan yang menawarkan gelar MBA. Mengejar gelar MBA seperti mengikuti acara kuis di layar kaca. Semakin mudah program kuis yang ditawarkan, semakin berjibun peminat yang mengikuti. Untuk mengikuti kuis tersebut nggak perlu orang yang cerdas atau mempunyai kapasitas keilmuan tertentu yang penting bisa tampil di layar kaca dan  keren. Demikian juga ketika mengikuti program MBA, nggak usah risau ada transfer ilmu atau tidak yang penting dapat Ijasah, kemudian dibelakang nama sudah ada embel-embel gelar MBA.

Episode buruk dunia perguruan tinggi di Indonesia tidak akan pernah usai. Pasar selalu terbuka lebar untuk menjalani transaksi demi menggapai investasi masa depan dengan cara mudah dan instant. Dan produsen pencetak ijasah tidak berubah masih seperti yang dulu-dulu, dan mungkin pelakunya juga masih sama, yah itu-itu juga.

Kalu mau ditelusuri lebih jauh, ada bentuk jual beli keilmuan yang selama ini berkembang di PT.  Pertama bisa bersifat soft sell. Ada beberapa dosen yang menjual nilai dengan cara tersamar, namun  proses getok tular cepat menyebar dikalangan mahasiswa pengikut mata kuliah dari dosen bersangkutan. Dan untuk bertransaksi juga dilakukan secara halus, ada koordinator mahasiswa yang telah ditunjuk untuk bernegosiasi dengan sang dosen. Praktek tersebut sudah berjalan  cukup lama  namun sulit untuk terdekteksi karena terjadi pada silent market. Para penjual dan pemebeli tahu sama tahu alias tst.

Kedua, medium sell, pada tataran ini  Transaksi ini kalau dilihat dari hukum jual beli ,boleh disebut, bersifat sah dan legal, yang bertanda tangan di ijasah dan transkip adalah rektor dan dekan dari fakultas yang bersangkutan dan yang lebih membuat terperangah, sang produsen penjual ijasah merupakan insitusi pendidikan resmi yang terdaftar di Kopertis wilayah VII.  Sehinga ijasah tesebut bisa (dikatakan) asli walaupun dibuat secara instan tanpa ada proses transfer ilmu secara periodek sesuai aturan perkuliahan di PT untuk menggapai gelas sarjana. .

Sang wasit pendidikan, Kopertis VII tidak bisa berbuat apa-apa. Satu-satunya jurus terandal yang bakal (mungkin) mereka lakukan adalah memperketat mekanisme laporan tiap semester yang selama ini berjalan, dan kalau langkah ini masih mental, Kopertis akan mengadu ke induk organisasi  lebih tinggi, yakni DIKTI untuk melakukan pembinaan yang dianggap perlu. Jika mash tidak ada perubahan, Perguruan Tinggi tersebut AKAN (sengaja pakai huruf besar karena impossiblenya juga besar) ditutup (Jawa Pos, 20/9/2008).

Bisa saja kejadian tragis yang diungkap jawa pos (18-19/9/2008) hanya merupakan bagian kecil  dari gunung es  wajah kelam dunia pendidikan Indonesia selama ini. Rintisan prestasi yang telah coba disemai oleh beberapa PT yang ingin  mampu berperan dan bersaing di era global luntur oleh  sebuah prestise instant oleh segelintir peselencar pendidikan yang menjadikan pilihan utama mereka, daripada prestasi yang bisa membekas sampai ke anak cucu.

Pemain dibalik kabaret jual beli ijasah tersebut sudah pasti bukan orang-orang yang buta tentang pendidikan bahkan pendidikan tinggi. Mereka adalah orang-orang yang menempatkan gelar di depan atau di belakang nama mereka. Dan gelar yang mereka sandang, terlepas didapat dari usaha yang sebenarnya atau sebaliknya, merupakan pijakan keilmuan dasar yang menjadi kompas kemana mereka akan belayar. Apakah ilmu tersebut akan terus ditekuni dan disebarkan atau sekedar sebagai barang dagangan.

Pada dasarnya prespektif keilmuan tidak bebas nilai Namun pijakan tersebut memiliki kecondongan dan akan ikut serta beradaptasi dengan subjek dimana proses keilmuan dan kesarjanaan itu berasal. Ketika proses jual beli lebih kental daripada proses transfer ilmu, maka dalam realitas keseharian akan nampak prespektif nilai moral terpinggirkan oleh nilai hedonis.

Seandainya fenomena diatas telah, sedang, dan akan terjadi, maka Tatanan nilai sosial yang lebih cenderung pada praktek kapitalisasi mulai menjadi suatu budaya baru. Manusia-manusia kapitalis mulai berkeliaran disekitar kita dengan menekankan kalkulasi cost-benefit yang ada pada proses penalaran mereka. Sehingga ketakutan adanya kapitalisasi dunia pendidikan yang selam ini telah diungkapkan oleh para pemerhati pendidikan memang benar-benar sedang dalam proses menjadi secara simultan.

Krisis moral keilmuan yang telah berproses di dunia pendidikan harus disikapi bukan sebagai suatu bencana tsunami yang akan memporak porandakan tatanan nilai dasar pendidikan yang telah dibangun dengan susah payah oleh para founding father pendidikan. Namun ada hikmah masih terkubur yang harus digali secara bersama untuk mendetekti ulang  penyakit penyakit yang ada.. Bagaimana pendapat anda?

**************C’MOEL*******************

PROGRAM STUDI PERTANIAN DI PERSIMPANGAN JALAN

Program Studi Pertanian di Persimpangan Jalan

Oleh: Mulyanto*

Pagelaran memperebutkan kursi SNMPTN telah selesai dihelat, memasuki awal ramadhan ini, adik adik yang diterima di SNMPTN memulai lembaran baru dengan embel-embel MAHASISWA. Ada rasa bangga dalam dada mereka ketika bisa berkuliah dan mampu menembus persaingan yang sangat-sangat keta.

. Ada yang luar biasa bagi peminat kursi SNMPTN, yakni jumlah pesertanya tidak pernah mengalami kemerosotan tetapi sebaliknya setiap tahun selalu terjadi peningkatan.  Pada tahun ini secara nasional peserta yang berkompetisi  sudah menembus angka 400.000 dibanding tahun lalu sekitar 380.000 peserta. Itupun panitia tingkat nasional masih kewalahan dengan menambah 30.000 formulir. Pembengkakan jumlah peserta terutama pada jurusan IPA dan IPC ( kompas.com./26/6/2009).

Prodi-prodi favorit masih menjadi tujuan para peserta, terutama prodi yang  langsung bersentuhan dengan prospek yang menjajikan sebagai pijakan untuk meniti karir. Sebagai ilustrasi dari data yang terekam pada tahun lalu, prodi kedokteran msih merupakan prodi yang tidak pernah sepih peminat.

Diterima dan bisa berkuliah melalui jalur SNMPTN bukan saja sebuah prestasi mampu melewati ketatnya sebuah persaingan. Tetap juga  merupakan prestise tersendiri, karena kuliah di PTN bisa menaikkan imej keluarga di masyarakat.

Namun faktor terakhir yang lebih dominan diantara keduanya adalah masalah pulus (duit), sebab dari beberapa program saringan masuk diselenggarakan oleh PTN, jalur inilah yang tidak menguras kantong terlalu dalam.

Dibalik kegembiraan para calon mahasiswa baru PTN, ada nada keprihatinan dirasakan oleh para penyelengara PT. Kekhawatiran itu timbul karena ada beberapa program studi kekurangan peminat. Ada sekitar 9.019 bangku kosong alias tidak diminati  dari 22% calon mahasiswa yang diterima dari keseluruhan 378.054 orang peserta pengikut SNMPTN (Kompas 1/8). Dari angka di atas, 2.894 kursi kosong tanpa peminat berasal dari program studi pertanian dan peternakan (Kompas 2/8).

Melihat fakta seperti ini, koordinator penilai SNMPTN, Priyo Suprobo, memaparkan kekhawatiran tentang anomali yang sedang terjadi dan mungkin akan  berlanjut, mengingat Indonesia sebagai negara agraris dan pernah dikenal berswasembada pangan (Kompas 1/8).

Kegelisaan itu langsung mendapat respon kilat dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Fasli Jalal, bahwa untuk mengatasi turunnya minat calon mahasiswa mengambil jurusan pertanian, pendidikan pertanian ke depan akan difokuskan pada dua bidang, yakni agroteknologi/agro-ekoteknologi dan agribisnis. Selain itu, praktik-praktik teknologi modern, teknologi informasi, dan komunikasi juga akan diperkuat. Menurutnya berkurangnya minat lulusan SMA memilih bidang pertanian karena bidang tersebut terlalu spesifik dan bersifat monodisiplin, serta berorientasi pada aspek pendalaman ilmu (Kompas 2/8).  .

Penulis hanya bisa mengelus dada, melihat reaksi pemerintah sebagai penyelenggara PT tertinggi yang selalu terlambat dalam mengambil sebuah kebijakan kedepan, akan tetapi respon tersebut selalu diimbangi dengan tindakan sesaat yang lebih bersifat emosional.

Mungkin saja dengan menempelkan teknologi pada program pertanian mampu menjadi sebuah solusi alternatif.  Tetapi jangan sampai memberi status khusus kepada teknologi seolah-olah teknologi adalah suatu hukum alam (Naisbith, 2001:21). Sehingga sayang sekali kalau pada perjalanannya nanti, kecenderungan teknologinya lebih dikedepankan dibanding dengan program pendidikan pertanian di Indonesia yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Keunikan serta keautentikan program studi pertanian yang bersentuan langsung dengan sosio kultural bangsa Indonesia, merupakan warisan tak ternilai dalam pengembangan budaya dasar keilmuan yang pernah ada dan mungkin pula akan membawa Indonesia menjadi rujukan keilmuan secara global. Seperti diungkapkan oleh Naisbith,  “tatkala dalam zaman yang serba hitech sudah sulit membedakan yang nyata dari yang semu, dunia bisnis justru merangkul erat keunikan dan keautentikan. Keunikan dan Keautentikan dapat sangat berhasil secara komersial” ( 2001:23).

Sehingga vonis yang dijatuhkan bahwa program pertanian terlalu spesifik dan bersifat monodisiplin, serta berorientasi pada aspek pendalaman ilmu menjadi tamparan tersendiri pada proses pengajaran yang selama ini sudah berjalan.  Karena, disisi lain Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Yonny Koesmaryono mengungkapkan kondisi menyedihkan ini karena pemerintah tidak serius menempatkan pertanian sebagai motor penggerak pembangunan.

Lebih menohok lagi, Guru besar sosial ekonomi dan industri UGM, M Maksum, memaparkan adanya kecenderungan generasi sekarang meninggalkan program studi pertanian sebagai pilihannya karena nilai tambah dari sektor ini telah terhadang dan tidak ada potensi yang menjanjikan bagi sarjana pertanian (Kompas 2/8)

Kalau mau menarik benang merah, mengapa proritas utama para peserta memilih program studi tersebut dan memilah program-porgram tertentu menjadi program favorit, seperti kedokteran., Teknik Informatika, Teknik Industri dan Teknik elektro yang setiap tahun selalu kebanjiran peminat.  Hal ini tidak terlepas bayang-bayang indah masa depan yang diciptakan oleh para penyelenggara pendidikan.

Pertama, pada tahap pendidiklan dasar, pondasi pemikiran siswa sudah mulai dicuci otak bahwa pendidikan bukan lagi merupakan long life education, dimana dasar sebuah pendidikan dan pengajaran adalah mempelajari sebuah ilmu didasarkan dari suatu minat untuk mencintai, bergumul dan mengembangkan ilmu itu sendiri. Akan tetapi paradigmanya sudah bergeser bahwa menuntut ilmu bagian dari long life investment, mencari dan menekuni sebuah ilmu untuk menggapai keberhasilan secara materi menjadi faktor dominan tujuan pokok anak didik.

Pergeseran perilkau itu terus berlanjut. Para calon mahasiswa sebagai konsumen semakin tercerahkan dengan membanjirnya informasi di benak mereka. Seorang enlightened customer, bukan konsumen yang berada dalam gelap seperti dulu lagi. Tapi, dia punya pandangan jauh ke depan dan bisa mempengearuhi orang lain supaya bisa ikut percaya pada visinya itu. Seorang konsumen yang tercerahkan adalah konsumen yang dalam menentukan pilihan pembelihannya selalu memakai pertimbangan jangka panjang (Kertjaya, 1996:17).

Fenomena ini semakin tumbuh subur karena pemerintah secara berkala memberi pupuk dengan kebijakan yang inkonsisten serta pola pengajaran mengacu pada unsur kognitif.  Ketika polemik terus berkembang, muncullah dewa penolong, Lembaga Bimbingan Belajar yang semakin lama keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan lembaga pendidikan formal. Bahkan institusi formal pun, kalau mau dikatakan,  saat ini menjadi kepanjangan tangan LBB.

Ada kurikulum tambahan yang hukumnya ‘wajib’ bagi mereka yang  sudah duduk ditingkat akhir untuk ikut LBB yang diadakan oleh sekolah secara internal atau ikut LBB diluar.  Dan irosnisnya hampir sebagian besar para pengajar, siswa bahkan orang tua percaya dengan mengikuti program tersebut, prestasi atau lebih tepatnya nilai mereka akan ikut terdongkrak.

Bagi mereka yang sudah duduk ditingkat akhir SMU, ada target ganda yang diinginkan, yakni tidak hanya lulus Ebtanas dengan perolehan NEM dengan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah akan tetapi pencapaian berikutnya  lolos saringan SNMPTN di prodi favorit.

LBB sebagai lembaga penganut mashab komersial tidak menyiakan-nyiakan peluang ini. Untuk mempromosikan lembaga mereka, peserta program diprovokasi untuk bisa menembus PTN dan prodi favorit yang menjadi incaran. Mereka dipacu latihan bank soal SNMPTN dengan metode praktis. Metode itulah yang mereka jual kepada para peserta untuk mencapai keberhasilan sesaat. Karena keberhasilan mereka merupakan nilai tambah tersendiri bagi LBB tersebut untuk berpromosi menggaet peserta program pada tahun berikutnya.

Kedua, ketika stempel kapitalisasi pendidikan terlanjur menempel pada dunia pendidikan di Indonesia, sehingga sangat sulit menghapus brand tersebut yang sudah berposisi di otak masyarakat. Untuk meredam komentar-komentar miring tersebut, PTN, yang suatu saat bermetamorphose menjadi BHMN,  apalagi yang sudah berganti baju menjadi BHMN seharusnya mulai membentuk peta kognitif, meminjam istilah Rhenald Kasali, tidak hanya untuk mereformulasikan tujuan dasar pendidikan, tetapi lebih mendesak mensinergikan dikotomi yang selama ini berkembang antara penekanan aspek funngsi yang mempunyai peran idealis menelorkan para cerdik cendekia bebas dan inovatif untuk bertapak tilas tapal-tanpa-batas rdengan  realitas dunia usaha  sebagai partner strategis yang bisa membumikan ide-ide serta menelorkan suatu karya ilmiah, yang merupakan pijakan dari PP No.15/1994, berdaya guna bagi perkembangan dunia usaha, sudah menjadi keharusan.

&&&&&&&&&

Tutorial Penggunaan PBHMI.org

Tutorial Penggunaan PBHMI.org

(tutorial bisa didownload disini )

Alhamdulillah… hanya itu kata yang bisa saya ucapkan saat akan mengantarkan Situs PBHMI.Org ini kepada teman ­teman.

Pertemuan terakhir dengan Kawan­kawan inisiator situs PBHMI.Org, pada tanggal 29 Agustus 2009 di Maha Ratu Café Jl. Pelajar Pejuang 45 No.50, menandakan berdirinya Situs PBHMI.Org! Situs Baru! Gairah dan Semangat Baru! Mari bergabung dan meramaikan Situs Komunitas Blogger, Pecinta Ilmu, Pegiat Menulis dalam PBHMI.Org!

“PBHMI.Org adalah milik kita semua = Kita semua harus dapat menggunkannya dengan MUDAH”

Untuk keperluan itulah kami dengan hormat mengundang kawan­ kawan sebagai tester PBHMI.org Versi BETA. Untuk menguji kesiapan situs PBHMI.org ini. Semua keperluan tester dilakukan di alamat https://pbhmi.info/

Tujuan dari test PBHMI.Org Versi BETA ini adalah:

  • Mengecek kemudahan pengoperasian Situs PBHMI Bagi anggota
  • Memperkenalkan anggota pada fitur­-fitur yang dibutuhkan untuk melakukan publikasi
  • Mengetahui berbagai kesulitan yang muncul dalam melakukan publikasi
  • Mendapatkan feedback dan melakukan perbaikan

Beberapa hal yang harus kawan ­kawan lakukan untuk percobaan ini adalah:
1.     Melakukan registrasi
2.     Login ke situs PBHMI
3.     Mempublish satu tulisan (atau berapapun yang kawan2 mau)

Ok, Selamat mencoba 😀 Kalo ada yang bingung, pusing, ingin bertanya silahkan tanyakan kepada :

  • Satria http://www.facebook.com/satria.nugraha/
  • Cak Cyril yahoo!id: an_uu_ar

I. Registrasi : Hanya 4 Langkah! Kurang dari 5 Menit!

1. Masuk ke halaman situs https://pbhmi.info
2. Di sidebar atas ada kolom login. Klik pada register

gbr1

<gbr1>
3. Isi semua form pendaftaran. Kemudian Klik tombol ‘Register’
gbr2

<gbr2>
4. Konfirmasikan keanggotaan dengan meng­klik link yang dikirim ke email.
gbr3

<gbr3>

SELESAI!

II. Login ke PBHMI.Org

1. Isi Username dan Password
2. Klik Log In
gbr4

<gbr4>

SELESAI!

III. Mempublikasikan Tulisan!

Setelah Login sidebar Login anda akan berubah menjadi seperti ini
gbr5

<gbr5>

1. Klik Dashboard
gbr6

<gbr6>
2. Klik tanda panah diujung tulisan
gbr7

<gbr7>
3. Klik tanda panah diujung tulisan
gbr8

<gbr8>
4. Kita akan dibawa ke halaman add new post (membuat posting baru)
gbr9

<gbr9>

Dengan mengklik icon <toolbars> maka beberapa tools untuk menulis akan muncul. Namun kita tidak akan membahas berbagai macam kegunaannya sekarang. Semudah seperti menulis email, kita bisa membuat dan mempublikasikan sebuah tulisan di web PBHMI.org. Jika kawan­ kawan pernah menulis email, maka kawan­ kawan pasti bisa mempublikasikan tulisan di PBHMI.org.

5. Menulis Judul Tulisan. Isi kolom berikut dengan judul tulisan
gbr10

<gbr10>
6. Mengetik tulisan. Isi kolom berikut dengan tulisan kawan­kawan.
gbr11

<gbr11>

Catatan: Jangan meng­copy paste tulisan langsung dari Microsoft word kedalam kolom tersebut! Jika ingin meng­copy tulisan dari Word klik icon gbr16<gbr16> Terlebih dahulu.

7. Upload Gambar. Upload gambar yang menurut kawan­kawan punya hubungan dengan tulisan. Kemudian klik save!
gbr12<gbr12>
8. Isi Post Tags. Post Tags adalah kata atau frase yang memiliki relevansi dengan tulisan kawan­kawan. Lalu klik add.
gbr13

<gbr13>
9. Pilih Categories. Categories adalah kategori yang cocok dengan tulisan yang kawan­kawan buat. (Tulisan bisa masuk ke lebih dari 1 kategori, namun tidak disarankan mengisi semua kategori)
gbr14

<gbr14>

10. Publish! Publikasikan tulisan kawan­kawan dengan 1 klik! Biarkan dunia tahu, isi kepala kita 😀
gbr15

<gbr15>

SELESAI! Sekarang Kawan­kawan sudah menjadi seorang Blogger PBHMI! Selamat menulis! Selamat Berwacana!