Jun 262011
 

Indonesia Surplus Politisi, defisit Negarawan.
Perbedaan antara Negarawan dan Politisi sangat sederhana, tampak didalam tabel yang saya buat dibawah ini

NEGARAWAN VS POLITISI
Memikirkan generasi berikutnya (Next Generation) Memikirkan Pemilu berikutnya (Next Election)
Berkorban utk Next generation Kadang-kadang Mengorbankan Next Generation
Bermental Melayani Bermental minta dilayani
Memikirkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi Memikirkan kepentingan pribadi dan kelompoknya
Berbuat tanpa pamrih menjalankan tugas dan kewajibannya tanpa gembar-gembor Berbuat dgn mengharapkan imbalan materi, menuntut hak tetapi tidak menjalankan kewajiban
Berpegang teguh pada prinsip, berintegritas tinggi (idealis sekaligus pragmatis) Tidak mempunyai prinsip dan gampang dibeli/disogok (opportunist)
Berani mengaku jika berbuat kesalahan, bahkan bersedia mundur tanpa diminta Merasa Selalu benar dan tidak mau mengaku jika berbuat kesalahan, mempertahankan kekuasaan dengan segala cara
Kekuasaan adalah amanah yg harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat Kekuasaan adalah alat untuk memperkaya diri sendiri dan kroni-kroninya
Tidak gila hormat dan jabatan, memberikan kesempatan untuk generasi berikutnya Gila hormat dan selalu ingin disanjung (megalomania)
Non-partisan, merangkul semua golongan Mengutamakan Kepentingan Partai dan golongannya
Down-to-earth, low profile Elitist, angkuh
Berjiwa Nasionalisme luas (patriotist) Berjiwa Nasionalisme sempit (chauvinist)
Berpikir jangka panjang dan jauh ke depan (visioner) Berpikir jangka pendek dan tidak mempunyai visi
Membangun sistem untuk diteruskan penggantinya Membangun dinasti untuk mempertahankan status Quo
Walaupun besok langit akan runtuh, hukum harus ditegakkan Hukum adalah Panglima Memanipulasi hukum untuk kepentingan pribadi. hukum dapat dibeli. Politik adalah panglima
Cara dan tujuan sama-sama penting, harus menjunjung tinggi moral dan etika Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan
Satu kata dan satu tindakan, konsisten Tidak konsisten, kata dan perbuatan bertolak belakang
Menepati janji, membangun kepercayaan Pintar mengobral janji, mengingkari kepercayaan yg diberikan
Bersimpati pada rakyat dan mau mendengarkan serta mencarikan solusi atas permasalahan mereka Mendekati rakyat hanya kalau ada maunya, biasanya dekat-dekat pemilu
Bertindak menurut apa yang benar, walaupun kadang tidak populer Mencari popularitas dan bertindak demi pencitraan

Jadi Sudah jelaskan ? Perbedaan antar keduanya, So… Kedepannya kita pilih Presiden yang Negarawan jangan yg Politisi, agar Indonesia Tidak terpuruk seperti saat ini :)

Wassalam

Bayu Wiryawan

HMI Cabang Tanjungpinang-Bintan

  One Response to “Indonesia Surplus Politisi, defisit Negarawan”

  1. bagus juga kalo dibuat versi tokoh nya….

You must log in to post a comment.