Dari Gerakan Mahasiswa Menjadi Gerakan Politik

Menurut Muhaimin Iskandar, 30 tahun, Ketua Umum PB PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), organisasi HMI sekarang mengalami pergeseran orientasi. Dari student movement menjadi political movement. Ini terlihat dari sikap kehati-hatiannya untuk tidak bergabung dalam FKPI. Padahal forum ini dibentuk oleh Kelompok Cipayung, di mana dulu HMI ikut serta di dalamnya.

Untuk lebih jelasnya Darol Mahmada dari TEMPO Interaktif mewawancarai jebolan Fisipol UGM ini di kantor PMII, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta, tempat PBNU sebagai induk PMII berkantor. Wawancara dilakukan Kamis, 27 Maret, lalu. Petikannya:

Bagaimana tanggapan anda mengenai perayaan Dies Natalis HMI yang dihadiri Presiden Soeharto?

Biasa-biasa saja. Sebuah perayaan yang kebetulan dihadiri kepala negara. Tentu saja kepala negara punya kepentingan, HMI juga punya kepentingan. Jadi perayaan ulang tahun emas itu dihadiri oleh presiden dan pejabat-pejabat lainnya. Sebetulnya, peristiwa itu menunjukkan adanya pergeseran orientasi di HMI yang berangkat dari orientasi student movement kepada political movement. Dan Taufik (Ketua Umum PB HMI) dalam hal ini, mendapatkan apa yang telah dia investasikan dalam sebuah perjalanan organisasi. Ini dapat kita tangkap dari kenyataan bahwa HMI muncul sebagai kekuatan politik yang cukup berarti bagi presiden.

Artinya HMI ini diperhitungkan?

Saya tidak mengatakan diperhitungkan. Dalam kaca mata politik, Pak Harto punya kepentingan terhadap Islam dan HMI, dan HMI sendiri punya kepentingan terhadap Pak Harto. Dua kepentingan yang bertemu dalam sebuah spektrum politik.

Menurut Anda, apa pertimbangan pemerintah sehingga begitu berkepentingan terhadap organisasi ini?

Budaya politik kita, sebetulnya jarang mempertimbangkan potensi. Tetapi mempertimbangkan sejauh mana wilayah-wilayah tertentu dianggap mendukung proses politik atau tidak. Ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat sebuah spektrum politik itu bersama-sama atau tidak. Tapi bisa jadi melihat potensi-potensinya. Maka potensi Islamnya HMI itu yang merupakan bagian dari wilayah Islam yang dipertimbangkan oleh Pak Harto.

HMI tidak ikut serta dalam FKPI (Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia), padahal HMI merupakan salah satu anggota Kelompok Cipayung, mengapa?

Untuk bisa masuk ke Pak Harto itu harus ada pra-kondisi yang disiapkan. Barangkali HMI tidak mau bergabung dengan FKPI karena menganggap FKPI itu sesuatu yang tidak sejalan dengan orientasi HMI. Saya enggak tahu pertimbangan HMI itu tidak bergabung dengan FKPI. Barangkali HMI punya pertimbangan- pertimbangan khusus yang harus dipertanyakan ke HMI langsung. Dan itu terjadi ketika FKPI terbentuk, HMI enggak mau diajak.

Apa tujuan didirikannya FKPI ?

FKPI itu lahir dari sebuah komunitas, tim solidaritas kemanusiaan. Waktu itu kita bersama-sama menggarap proyek kemanusiaan bantuan korban (kerusuhan) 27 Juli. Setelah itu, kita bikin tim kemanusian peristiwa Situbondo. Lalu ada kesadaran bahwa nilai-nilai kebangsaan ini mulai pudar. Ini terbukti dengan munculnya konflik-konflik yang terus menerus terjadi di bangsa ini. Kekhawatiran akan terus menerusnya suasana rawan bagi perjalanan bangsa ini, lalu kita bikin tim kemanusian. Kita harus melakukan kegiatan-kegiatan ataupun program-program yang menyentuh wilayah revitalisasi kebangsaan, wilayah eksplorasi makna baru kebangsaan sampai kepada upaya-upaya mengembangkan wacana kebangsaan itu sendiri.

Dua wilayah ini yang hendak digarap oleh teman-teman di FKPI. Sehingga FKPI, sebetulnya kristalisasi dari sebuah upaya yang kita lakukan selama ini. Kita kalangan muda mencoba menangkap atau merespon perkembangan dan memberikan solusi bagi perjalanan kebangsaan ini. Dengan melihat perlunya sebuah kristalisasi gerakan organisasi ini dan mengajak semua eksponen generasi yang lain.

Menurut Anda, faktor apa yang mempengaruhi tidak bergabungnya HMI dalam forum itu?

HMI mengalami satu keragu-raguan. Kondisi politik akhir-akhir ini membuat HMI sangat berhati-hati untuk terbuka bersama-sama dengan kelompok lain. HMI hati-hati memasuki wilayah-wilayah kerjasama. Kenapa itu terjadi, saya enggak tahu. Tapi bahwa sejak peristiwa 27 Juli, kemudian disusul dengan berbagai peristiwa akhir-akhir ini, cukup menghambat pola komunikasi kita dengan HMI. Mungkin saja, karena pergeseran orientasi itu menjadikan HMI sangat hati-hati. Tapi saya enggak tahu persis. Tidak etis saya ngomong karena faktor tertentu misalnya.

Tapi kita memang menangkap kehati-hatian HMI dalam menerima ajakan. Dan tidak pernah memberikan jawaban yang tegas ketika kita mengajak bersama-sama. Barangkali ada kalkulasi politik. Kami menghargai hak HMI untuk tidak ikut dan kami tidak merasa ada masalah bila HMI tidak masuk pada forum ini.

Sikap kehati-hatian HMI ini, menurut anda, apakah strategis bagi organisasi yang berbenderakan mahasiswa?

Saya cukup menyesalkan mengapa HMI sangat hati-hati. Sehingga saya tidak menemukan HMI seperti zaman dulu, yang selalu bersama-sama dalam kondisi apapun. Dalam suasana seperti ini, kami tidak perlu menghitung dengan kalkulasi politik. Semua wilayah perjuangan, menurut saya, mengambil resiko politik. Saya kira enggak perlu hati-hati. Apapun yang kita lakukan selama tidak melanggar pola-pola yang kita miliki. Kita harus mengambil pola aliansi dengan semua kelompok ketika kelompok itu punya kontribusi positif bagi wilayah kebangsaaan dan kemasyarakatan yang rawan.

Alumni HMI banyak menduduki posisi strategis sekarang ini. Apakah itu tidak menjadi salah satu faktor sikap itu?

Itu pilihan politik HMI. Jadi pilihan politik yang diambil, bisa saja karena pertimbangan-pertimbangan internal HMI yang merasa cukup tua. Atau bisa jadi HMI sedang membangun sebuah pola baru bagi wilayah-wilayah garapannya. Misalnya pergeseran dari gerakan kemahasiswaan ke gerakan politikt itu. Kalau kita lihat dari luar, bisa saja KAHMI (Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) berpengaruh. Karena KAHMI masuk dalam supra struktur. Mungkin saja mereka menolak, enggak ada kaitannya dengan KAHMI. Tapi kita melihatnya dengan kasat mata terjadi pergeseran oleh faktor-faktor itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *