Warning: opendir(images/stories/banners/) [function.opendir]: failed to open dir: No such file or directory in /home/pakotapa/public_html/modules/mod_rokslideshow/helper.php on line 19
Warning: readdir(): supplied argument is not a valid Directory resource in /home/pakotapa/public_html/modules/mod_rokslideshow/helper.php on line 21
Warning: closedir(): supplied argument is not a valid Directory resource in /home/pakotapa/public_html/modules/mod_rokslideshow/helper.php on line 28
Warning: array_multisort() [function.array-multisort]: Argument #1 is expected to be an array or a sort flag in /home/pakotapa/public_html/modules/mod_rokslideshow/helper.php on line 39
- Error
Passion Berteknologi di Lingkungan Peradilan Agama Menaik Terus
Passion Berteknologi di Lingkungan Peradilan Agama Menaik Terus
*
Belakangan ini, saya mengamati passion atau gairah kawan-kawan dari lingkungan peradilan agama dalam memanfaatkan dan mengembangkan Teknologi Informasi (TI), untuk kepentingan ketrampilan diri dan pembudayaan kerja, meningkat terus. Ini patut disyukuri, didukung, difasilitasi dan dijaga agar selalu “on the right track”, tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif dan kurang terpuji.
Coba kita lihat, dimana-mana pemanfaatan TI terus digalakkan. Ungkapan-ungkapan yang mengekspresikan semangat, ajakan dan kebanggaan juga secara spontanitas digaungkan. Pada komentar-komentar di Badilag.net sering kita jumpai kalimat-kalimat seperti ‘TI adalah suatu kebutuhan’, ‘Gini hari masih gaptek, apa kata dunia!’, ‘Jadikan Badilag.net sebagai sarapan pagi tiap hari!‘, ‘Kini, aku telah menikmati dan kecanduan TI’, ‘Ayo, Badilagku maju terus!’, ‘Badilagku Badilagmu’ dan lain-lain.
Tidak hanya itu, komunitas-komunitas pencinta dan pengembang TIpun bermunculan, meramaikan jejaring sosial dunia maya atau jejaring kewilayahan. Kita lihat di facebook, misalnya, ada Komunitas Pembaca Badilag.net, Redaktur Badilag, Laskar SIADPA, Laskar MEKKADILAGA DKI Jakarta, Coffee Break Timda SIADPA Plus Jambi, Laskar SIADPA Plus Rumah Gadang PTA Padang, Laskar SIADPA Plus Rencong Aceh, Kongkow SIADPA Plus Wilayah PTA Bandar Lampung, Timda SIADPA Plus Kalbar, dan lain-lainnya. Masya Alloh, sungguh membanggakan dan menggembirakan.
Tadi malam, 27 Maret 2012, saya membuka pertemuan para pencinta dan pengembang TI, khusus yang berkaitan dengan Administrasi Perkara Peradilan Agama. Pertemuan yang berlangsung di Bandung untuk 4 hari ini, difasilitasi oleh Direktorat Pembinaan Administrasi Ditjen Badilag, diikuti oleh 42 orang peserta dari seluruh wilayah MS Aceh dan PTA se Indonesia.
Dengan penuh ceria dan semangat, mereka berinteraksi satu sama lain, sharing pengalaman dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan dan penerapan otomasi administrasi perkara di lingkungan peradilan agama.
**
Dari segi produkpun, dari masa ke masa terus berkembang. Pencinta dan pengembang TI dengan semangat dan kreativitas tinggi, terus-menerus menciptakan produk-produk baru di bidang TI untuk kepentingan kualitas pelayanan publik atau peningkatan ketrampilan SDMnya.
Kini, kawan-kawan di peradilan agama tidak saja mengembangkan sistem TI untuk kepentingan kemudahan dan kecepatan proses penanganan administrasi perkara, namun juga mengembangkan sistem ‘case tracking’, yaitu penelusuran perkara dari jarak jauh dengan menggunakan basis website. Ini akan memberikan pelayanan dan kemudahan bagi para pencari keadilan.
Di samping itu, sistem otomasi pengumpulan data perkara untuk kepentingan statistikpun mereka ciptakan untuk mempermudah dan mempercepat proses. Portal info perkara yang belum lama dilaunching, untuk kepentingan pengumpulan data perkara secara otomatis, terus disosialisasikan penerapannya. Tadi malam saya dilapori, baru 54% dari jumlah PA/MS se Indonesia yang sudah jalan dan dapat dipantau di Laboratorium SIADPA Badilag di Jakarta.
“Dari waktu ke waktu jumlah PA yang sudah bisa menerapkan sistem portal info perkara itu naik terus”, kata Pak Sayed Usman, Direktur Pembinaan Administrasi melaporkan pada saya tadi malam. Bahkan Ahsan Dawi, Tohir Mekkadilaga dan Helmi memperlihatkan tayangan daftar PA dan MS se Indonesia, mana yang sudah jalan dan mana yang belum, dengan tanda hijau-merah secara menyolok. Saya minta Pak Sayed agar perkembangan itu diinfokan secara resmi kepada para KPTA, agar mereka ikut menggerakkan penerapan sistem ini oleh PA dan MS yang ada di wilayahnya masing-masing.
Aplikasi lainnya yang merupakan kreativitas laskar-laskar kita ini, tadi malampun dilaporkan. Selain ada aplikasi tabayun yang sangat membantu dalam mengontrol dan mempercepat pelaksanaan bantuan panggilan kepada pihak yang berdomisili di wilayah PA/MS lain, ada juga aplikasi tutorial interaktif sistem pembelajaran SIADPA secara mudah, dengan menggunakan Video Visual.
Aplikasi yang disimpan dalam bentuk CD ini merupakan kreativitas Saudara Sapuan, Hakim PA Labuha Bacan Maluku Utara. Dia mewakafkan CD ini untuk disebarluaskan dan dijadikan metoda belajar mudah dalam menggunakan SIADPA. Saya mengharapkan agar Direktur Pembinaan Administrasi dapat menyebarluaskan aplikasi ini dengan gratis.
Sepulang dari acara tadi malam, di kamar hotel, saya merenung. Betapa semangatnya kawan-kawan dari seluruh Indonesia ini dalam mengembangkan TI untuk kepentingan yang sangat positif. Betapa ikhlasnya mereka mewakafkan apa yang mereka punyai untuk dimanfaatkan oleh orang banyak demi kepentingan orang banyak. Betapa cerianya mereka dalam menggali ilmu dan mengembangkannya agar ilmu itu betul-betul menjadi “ilmun yuntafa’u bih”. Subhanalloh.
Saya hitung, demikian banyak produk TI yang mereka kembangkan dan manfaatkan untuk kepentingan pelayanan publik di peradilan agama. Sebagian besar adalah hasil kreativitas sendiri. Coba kita lihat, ada Website, SIADPA, SIMPEG, Info Perkara, SMS Gateway, SMS Center, Touch Screen, Aplikasi Jadwal Sidang, Aplikasi Tabayun, Queque System, Barcode, NIR, Aplikasi Tutorial Interaktif Belajar SIADPA Berbasis Video Visual, dan lain-lain.
Walaupun belum semua PA dapat memanfaatkan semua aplikasi ini, gaung dan gairah aparatnya sudah nampak dan bergema.
***
Gairah dan perhatian kawan-kawan peradilan agama terhadap TI terlihat juga dari pengunjung dan komentar para pembaca Badilag.net, yang umumnya terdiri dari kalangan peradilan agama, terhadap berita atau Pojok Dirjen yang menyangkut TI.
Jumlah hit yang mengakses berita TI atau Pojok Dirjen, setelah disimpan pada frontpage,selalu tinggi, biasanya belasan ribu, bahkan bisa melebihi angka 20 ribu. Berita atau artikel lainnya biasanya di bawah 10 ribu.
Demikian pula, jumlah pemberi komentar selalu tinggi. Bahkan untuk Pojok Dirjen yang baru lalu yang berjudul “Maaf, Saya Sibuk, Tidak Pernah Sempat Buka Badilag.net” nampaknya memperoleh rekor jumlah pemberi komentar terbanyak selama ini, hampir mencapai angka 200. Bukan main.
Namun demikian, supaya tidak menimbulkan kesalah-fahaman di antara kita, saya ingin menyampaikan beberapa hal tentang Pojok Dirjen yang lalu dan komentar-komentarnya itu.
Pertama, dengan berita itu saya menyampaikan rasa salut saya atas kejujuran beberapa peserta Fit & Proper Test yang lalu dan kebesaran hatinya menyikapi positif “nyanyian” saya. Saya juga mengapresiasi atas semangat dan upayanya kini dalam mempraktekkan dan mengembangkan TI di tempatnya masing-masing.
Kedua, saya senang dengan banyaknya komentar-komentar yang diberikan pada setiap edisi Pojok Dirjen, berita atau artikel lainnya. Saya sangat mengapresiasi dan menghargai kawan-kawan yang memberi komentar. Apalagi kalau komentar itu dapat memberi motivasi dan masukan berharga untuk kita semua dalam melaksanakan tugas masing-masing.
Saya tidak menganggap bahwa yang memberi komentar adalah “mencari muka”. Menilai orang tidak cukup hanya dari satu sisi atau suatu komentarnya saja. Saya juga mengharapkan agar dalam memberikan komentar, kita tetap berpegang kepada prinsip saling menghargai dan menghormati.
Ketiga, website bukanlah satu-satunya bentuk TI. Masih banyak bentuk TI selain website, yang digunakan di lingkungan peradilan agama, seperti yang saya sebutkan di atas. Pengembangan TI bukanlah tugas pokok pengadilan. Namun demikian, tugas pengadilan akan sangat terbantu dengan memanfaatkan kemajuan TI. Oleh karena itu, tolong janganlah dipertentangkan antara pemanfaatan TI dengan pelaksanaan tugas pokok.
Saya juga mengharapkan agar kita tidak hanya bersemangat dalam mengembangkan TInya saja, sementara tugas pokoknya itu sendiri terbengkalai. Yang terbaik adalah bersemangat mengembangkan TI untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok.
Keempat, nampaknya kita sepakat akan manfaat yang besar dari adanya Badilag.net yang sudah berkembang seperti sekarang ini. Badilag.net, di samping sebagai media untuk kepentingan transparansi pengadilan dan pelayanan publik, juga merupakan forum komunikasi di lingkungan peradilan agama, antara Jakarta dengan daerah dan antara suatu daerah dengan daerah lainnya.
Badilag.net juga dapat dikatakan sebagai alat pemersatu, baik dalam membangun komitmen, persepsi, kebijakan, langkah dan soliditas. Badilag.net juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan dan keilmuan. Pendek kata, sungguh banyak manfaat yang dapat kita petik dari pengembangan dan pemanfaatan situs yang kita cintai ini.
Oleh karena itu, saya yakin, jika semua aparat peradilan agama, terutama para pimpinannya, secara rutin aktif mengikuti perkembangan informasi Badilag.net dan proaktif melaksanakan pesan-pesannya, maka kemajuan peradilan agama akan melesat menuju pengadilan yang agung sesuai yang dicita-citakan. Insya Alloh.
****
Gairah kawan-kawan di lingkungan peradilan agama yang sedang memuncak pada saat ini dalam ber”TI”ria seperti saya ceriterakan di atas, akan berlalu begitu saja jika kita, para pimpinan pengadilan, kurang dapat memanfaatkannya secara optimal.
Perhatian pimpinan terhadap gairah pemanfaatan TI untuk kepentingan pelaksanaan tugas sangatlah menentukan. Ketersediaan fasilitas, kelengkapan aplikasi, kedisiplinan operasionalisasi, konsistensi updating dan kesejahteraan para pelaksananya adalah di antara sekian banyak hal yang harus menjadi perhatian para pimpinan pengadilan.
Pimpinan yang penuh perhatian dan kearifan (leadership wisdom) sangat diperlukan dalam memanfaatkan gairah untuk mencapai tujuan organisasi.
Leadership wisdom yang menurut Tanri Abeng terdiri dari Leading, Inspiring danMotivating ini sejalan dengan sifat kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Mampukah kita? Yok, kita sama-sama belajar dan bertekad menuju ke arah sana. (WW).